Hari ini saya berencana mempersiapkan Oksigen kesehatan untuk mengantisifasi gejala sesak napas kemungkinan tertular virus Covid-19. Saya mulai mencari Oksigen portable yang memiliki kapasitas 500 cc. Mulai perjalan dari rumah sekitar pukul 9 pagi di temani oleh suami, yang setia menemani setiap perjalanan bu Guru kemana-mana.
Dengan Pede nya saya masuk ke salah satu apotik menanyakan ketersediaanya Oksigen yang portable petugas pun dengan ramah melayani kami. petugas bilang tunggu ya bu saya tanya dulu barangnya, dengan senyumnya yang ramah membuat saya dengan tenang menunggunya. Tidak berapa lama petugas apotik dengan senyum yang ramah memberikan informasi, Maaf ya bu oksigen stoknya sudah habis. Dengan tenang kami pun menjawab terima kasih.
Saya coba mencari lagi apotik yang lain yang kira-kira menjual oksigen portable untuk kesehatan. Saya masuk ke Apotik yang paling Besar di lingkungan deket rumah. Sebelum masuk bu Guru diminta untuk cek suhu tubuh menggunakan thermogun yang diarahkan ke kening, setelah lolos tes suhu kemudian diarahkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu menggunakan air dan sabun.
Dari luar sudah kelihatan antrian yang menggular sampai ke pintu masuk apotik karena dalam proses transiksi harus menjaga jarak satu dengan yang lainnya. Bu Guru sudah mulai merasa was-was dengan jumlah antrian yang panjang, jangan-jangan barang yang bu Guru cari tidak ada.
Bu Guru berinisiatif untuk tidak ikut antrian dulu langsung menghampiri petugas apotik yang sedang berjaga menanyakan kerersediaan oksigen portable 500 cc. Syukur alhamdullilah petugas mau melayani pertanyaan bu Guru. Dengan senyum yang khas ramah petugas apotik mengecek ketersediaan barang ke petugas yang ada di dalam.
Karena banyaknya antrian bu Guru harus bersabar menunggu informasi dari petugas yang baik itu. Bu guru menunggu sambil berdiri, dari ruang kasir sayup-sayup terdengar ibu-ibu yang bilang "ko harga obatnya mahal biasanya saya beli hanya 50 ribu sekarang jadi 150 ribu ga salah hitung" katanya. Petugas apotik pun menjawab dengan senyum yang ramah dan meyakinkan bahwa jumlanya tidak salah memang harganya.
Lama bu Guru menunggu informasi dari petugas apotik, jadi bertanya-tanya dalam hati apa ini semua yang ikut antri mencari obat yang berhubungan dengan virus Covid-19. Hal ini menjadi was-was dalam pikiran dan perasaan bu Guru. Bu Guru belum dapat jawaban yang pasti sampai saat ini namun pemerintah sedang berusaha untuk memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat untuk wilayah Jawa-Bali dalam upaya mencegah penyebaran virus covid yang lebih luas.
Sudah menuggu lama akhirnya petugas apotik menghampiri dengan senyum yang ramah walaupun petugasnya laki-laki dan bu Guru pun memyapa dengan senyum juga. Walaupun jawabannya belum disampaikan hati bu guru sudah mulai was-was, jangan-jangan oksigen portable 500 cc nya tidak ada. Akhirnya petugas menyampaikan juga informasinya bahwa oksigen saat ini tidak ada, tidak hanya oksigen portable 500 cc. tetapi semua oksigen sedang kosong belum ada pengiriman lagi.
Bu Guru tidak berkecil hati terus mencari lagi oksigen portable tidak hanya di apotik tetapi sampai ke warung-warung obat yang kira-kira memiliki stok oksigen portable. Dari semua apotik dan toko-toko obat yang bu Guru datangi tidak satupun yang memiliki stok oksigen portable.
Mencari Oksigen Portable di Market Place
Setelah lelah mencari-cari oksigen portable sampai jam makan siang kira-kira jam 12 lebih bu Guru putuskan untuk mengakhiri pencarian dan kembali kerumah untuk makan siang. Di sela makan siang terpikirkan untuk mencari di market place yang online.
Bu guru cari referensi dari beberapa market place online terkenal yang ada di Indonesia, ketersediaan barang oksigen portable di market place online keliatannya masih ada dengan harga yang bervariasi tetapi harganya sudah berubah kisaran antara 150-200 ribu, bahkan banyak yang menjual di atas harga 200 ribu.
Setelah proses memilih dan tanya-tanya kepada penjual, akhirnya bu Guru memutuskan untuk membeli oksigen portable dari market place online dengan kisaran harga yang 150-200 ribu. setelah melakukan proses pembayaran biasanya 1-20 menit sudah di konfirmasi oleh penjual tetapi untuk saat ini sampai kira-kira 3 setelah melakukan order oksigen portable masih menunggu konfirmasi dari penjual.
Setelah menunggu konfirmasi sampai sore ga di proses-proses bu Guru coba menghubungi kembali penjual di Market place. Ternyata market place ini tidak menyertakan keterangan bahwa hari Sabtu dan Minggu tidak melakukan pengiriman (libur) hanya menerima order saja pengirimannya dilakukan hari Senin.
Karena keterangan chat dari penjual di market place itu, bu Guru mencoba memberikan pengertian bahwa oksigen portable tersebut sangat dibutuhkan dan sifatnya ugent (mendesak) untuk persiapan awal mengantisipasi sesak napas akibat virus covid-19 ga bisa di tunggu-tunggu sampai hari senin.
Karena penjual tidak siap mengirim hari itu juga dan tetap akan dikirimkan hari Senin, maka proses order oksigen portable dibatalkan dan uangnya dikembalikan lagi.
Karena hal tersebut diatas takut terulang kembali ke orang-orang yang sedang membutuhkan oksigen bu Guru coba menghubungi pihak market place tempat penjual oksigen tersebut. Untuk menghimbau para penjual untuk tidak menunda order yang berhubungan dengan kesehatan, obat-obatan dan penanggulangan covid-19.
Setelah pembatalan bu Guru coba mencari lagi penjual oksigen portable di market place yang sama, dari hasil pencarian untuk daerah di sekitar Jabodetabek sudah banyak yang kehabisan stok oksigen. dan harganya sudah mulai naik ke angka cari untung bukan lagi harga yang wajar, rata-rata 150-300 ribu bahkan sudah ada yang memasang harga di atas 300 ribu.
Alhamdullilah ibu Guru mendapatkan penjual oksigen portable dari luar kota Jabodetabek tepatnya dari kota Surabaya masih dapat harga dibawah 150 ribu. Setelah di chat ternyata penjualnya responsif dan bisa mengirimkan waktu itu juga, walaupun waktu itu sudah jam 17.30 sore yang biasanya banyak penjual di market place stop order jam 16.00 sore.

Komentar
Posting Komentar